Pinisi "Kapal Baru Kemarin" (1)

Pinisi "Kapal Baru Kemarin" (1)
Naskah I La Galigo. Meski banyak yang merawikan sejarah kapal Pinisi bermula dalam epos legendaris ini, ternyata tak satu pun kata pinisi di sepanjang kisahnya. Foto: Dok. Horst H Liebner.

jpnn.com - PINISI digadang-gadang sebagai kapal nenek moyang orang Indonesia. Kapal layar yang digunakan untuk mengarungi sekian samudera. Namun ternyata, Pinisi baru muncul pada zaman… 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Banyak yang meyakini, berdasarkan naskah I La Galigo, Pinisi pertama dibuat oleh Sawiregading, putra mahkota Kerajaan Luwuk. Dengan kapal itulah ia berlayar ke Tiongkok untuk meminang We Cudai.  

Kapal itu pecah tiga dihantam gelombang saat kembali ke Luwuk. Sebelah terdampar di Desa Ara, sebelah lagi di Tanah Beru dan satu lagi di Lemo-Lemo, Kabupaten Bulukumba. 

Masyarakat di tiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut. Mereka memberinya nama Pinisi.

Menguji kebenaran cerita itu, seorang antropolog dari Jerman memeriksa epos I La Galigo. Namanya Horst H Liebner. Pandai berbahasa Jerman, Inggris, Indonesia, Belanda dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan. 

Lebih kurang sudah 30 tahun pria kelahiran 28 November 1960 tersebut melanglangbuana di Indonesia. Kini, ia bermukim di sekitar Benteng Somba Opu, Gowa, Sulawesi. 

"Dalam I La Galigo tak ada kata pinisi," katanya di Museum Bahari, Jakarta, 25 November 2016. Hari itu, Deputi IV Kemenko Maritim  menggelar pengajian bertajuk Membedah Sejarah Armada Nusantara.

PINISI digadang-gadang sebagai kapal nenek moyang orang Indonesia. Kapal layar yang digunakan untuk mengarungi sekian samudera. Namun ternyata, Pinisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News