Gawat, Daerah Ini Krisis Air

Gawat, Daerah Ini Krisis Air
ILUSTRASI. FOTO: Dok. Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - MATARAM - Kerusakan lingkungan yang menyebabkan krisis air menjadi masalah serius Provinsi NTB. Meski belum menunjukkan dampak secara masif, tapi lambat laun bisa menghancurkan kehidupan masyarakat di dalamnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB Wedha Magma Ardhi mengatakan, indeks kebutuhan air di NTB sudah kritis. Ia menyebutkan potensi air di NTB mencapai 9 miliar meter kubik lebih. Dari jumlah itu yang sudah bisa dikelola baru sekitar 6 miliar meter kubik. Tugas bersama saat ini adalah bagaimana mencegah krisis air terus terjadi.

Menurutnya, hal ini bisa dilakukan melalui berbagai langkah. Terutama menyelesaikan persoalan-persoalan hulu, seperti penebangan liar. Karena hal ini bisa menyebabkan kemampuan alam menahan air menjadi menurun. Sehingga air itu langsung mengalir ke sungai dan terbuang ke laut. "Ini tantangan kita semua bahwa permasalahan air ini dari hulu sampai hilir,” katanya.

Tugas PU adalah bagaimana mengamankan air dari sungai sampai ke muara. Termasuk bagaimana mengatasi daya rusak air tersebut. Jika melihat secara faktual, dampak krisis air ini sudah mulai dirasakan seperti beberapa wilayah di NTB setiap tahun mengalami kekeringan. "Itu adalah indikator air kita ini kritis,” ujarnya seperti dilansir Lombok Post (Jawa Pos Group).

Selain itu, juga semakin dalamnya sumur-sumur penduduk dan semakin menurunnya kuantitas serta kualitas mata air di NTB. Semakin banyak sungai menjadi keruh. "Itu satu bentuk menurunnya ketersediaan air bersih,” jelas Ardhi.

Sementara di wilayah perkotaan, krisis air ini juga ditandai dengan meningkatnya omzet penjualan air mineral kemasan. Ini menunjukkan bahwa air bersih alami semakin menurun kualitasnya, tapi bisa juga karena keraguan warga atas kualitas air. Lima tahun lalu, aliran air PDAM masih cukup kencang, tapi sekarang sudah menurun drastis.  

"Semua fakta tersebut merupakan indikator di lapangan yang bisa kita lihat dampak dari krisis air,” katanya.

Penggunaan air bawah tanah yang tidak terkendali juga menjadi masalah serius di perkotaan. Hal ini terjadi di Kota Mataram. Pengeboran air bawah tanah lambat laun bisa menyebabkan lapisan tanah menurun, sedangkan permukaan air semakin naik. Setiap 1 sentimeter tanah menurun, 3 sentimeter permukaan air laut naik.

MATARAM - Kerusakan lingkungan yang menyebabkan krisis air menjadi masalah serius Provinsi NTB. Meski belum menunjukkan dampak secara masif, tapi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News