Membangkitkan Optimisme Industri Pengolahan Kayu

Membangkitkan Optimisme Industri Pengolahan Kayu
Menteri LHK Siti Nurbaya (jaket merah) dalam salah satu kunjungan kerjanya di Jawa Timur. Tampak Menteri Siti berdiskusi lapangan tentang pemanfaatan hasil hutan. Foto for JPNN.com

jpnn.com - PERANAN hutan produksi sangat penting terhadap perolehan devisa dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun perkembangannya yang pesat selama ini telah menimbulkan persoalan-persoalan yang kompleks bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. 

Diantara persoalan yang terjadi, seperti berkurangnya pasokan bahan baku kayu dari hutan alam, rendahnya realisasi pembangunan hutan tanaman industri (HTI) untuk menghasilkan kayu pulp dan kayu pertukangan, serta inefisiensi produksi telah menyebabkan produksi hasil hutan menurun sehingga banyak perusahaan pengolahan kayu yang rugi dan terlilit hutang. 

Beberapa industri pengolahan kayu bahkan diduga mengkonsumsi kayu ilegal dari hutan alam dalam proses produksinya.  Akibatnya, bukan saja pasokan kayu bulat untuk industri kehutanan khususnya perkayuan di masa depan terancam, tapi juga kerusakan lingkungan seperti deforestasi dan degradasi hutan semakin parah.

Kondisi saat ini luas kawasan hutan produksi yang telah diterbitkan izin adalah seluas 36,6 juta hektar. Sebagian besar adalah untuk IUPHHK-HA dan HT seluas 34,33 juta hektar dan selebihnya untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm) seluas 0,85 jutahektar, IUPHHK Restorasi Ekosistem (RE) serta IUPHHK Restorasi Ekosistem (RE)/HHBK/Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK) seluas 1,20 juta hektar.

Kawasan hutan produksi akan tetap merupakan sumber utama pasokan bahan baku industri kayu, ditambah hutan rakyat sebagai pendukung. Kawasan hutan produksi di Indonesia saat ini meliputi areal seluas 62,94 juta hektar yang terdiri dari hutan produksi terbatas (HPT) 26,84 jutahektar, hutan produksi tetap (HP) 29,27 juta hektar dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) 13,13 juta hektar.

''Selama dua tahun ini kami mengikuti perkembangan industri pengolahan kayu dari hulu hingga hilir, serta hal-hal yang berkaitan dengannya,'' kata Menteri LHK Siti Nurbaya.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan dan pertimbangan dalam pemantapan grand strategy industri pengolahan kayu dari hulu hingga hilir. Terutama guna memaksimalkan langkah-langkah strategis untuk mengangkat optimisme dan menjadikan kembali industri pengolahan kayu berjaya. Agar bisa memberi kontribusi besar dalam struktur ekonomi dan GNP Indonesia.

Menteri Siti menjelaskan, dari hasil bedah kinerja yang dilakukan oleh KLHK,  terdapat beberapa persoalan,  seperti melemahnya poduktivitas industri akibat berbagai faktor fisik maupun sosial ekonomi.

PERANAN hutan produksi sangat penting terhadap perolehan devisa dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun perkembangannya yang pesat selama ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News