Waspada, ISIS Susupi Ormas Penolak Pancasila

Waspada, ISIS Susupi Ormas Penolak Pancasila
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Ahmad Dimiyati Natakusuma. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi I DPR yang membidangi intelijen dan pertahanan, Ahmad Dimiyati Natakusuma menyatakan bahwa kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berupaya melebarkan sayapnya di Asia Tenggara. Bahkan, perkembangan ISIS di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia cukup cepat.

Dimyati mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Menurut politikus PPP itu, pasti ada di antara organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia yang menolak Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Keberadaan ormas penentang Empat Pilar Bangsa itulah yang rawan disusupi ISIS.  "Apalagi Indonesia ini mayoritas muslim, ISIS itu kan muslim. Jadi kemungkinan-kemungkinan itu pasti ada," ujar Dimyati saat dihubungi, Sabtu (10/12).

Lebih lanjut Dimyati mengatakan, Indonesia memang harus lebih waspada dengan upaya ISIS melebarkan sayap. Karenanya, DPR pun berupaya cekatan dalam merevisi Undang-Undang Anti Terorisme.

"Indonesia antisipasinya harus melakukan reformasi hukum, penegakan hukum yang betul-betul sesuai dengan hukum yang ada atau konstitusi," katanya.

Menurut Dimyati, ISIS muncul karena ada ketidakpuasan dari sekumpulan orang terhadap pemerintah. Sehingga mereka ingin membuat aksi teror yang fungsinya mengacaukan kedaulatan bangsa.

Karenanya membiarkan ormas anti-Pancasila bermunculan sama saja menjadi ladang subur bagi ISIS.  "Kalau itu dibiarkan ya ISIS-ISIS baru akan tumbuh," pungkasnya.

Sekadar informasi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa ISIS sedang membangun kekuatan baru di Filipina. Target ISIS adalah menjadikan kawasan Asia Tenggara akan sebagai basis kekuatan. menjadi markasnya.

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR yang membidangi intelijen dan pertahanan, Ahmad Dimiyati Natakusuma menyatakan bahwa kelompok radikal Islamic State

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News