Refleksi Peristiwa Hijrah Rasulullah jadi Rujukan Umat Islam

Refleksi Peristiwa Hijrah Rasulullah jadi Rujukan Umat Islam
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Humas MPR

jpnn.com, CILACAP - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid memberikan tausiah subuh dalam "Subuh Berjamaah" di hadapan jamaah umum dan Forum Umat Islam (FUI) Jumat (22/9) di Masjid Agung Darussalam, Cilacap.

Alumni pesantren Gontor yang menempuh studi di Madinah selama 13 tahun ini mengambil topik mengenai momen hijrah Nabi Muhammad ke Madinah yang kini diperingati sebagai Tahun Baru Islam, yang menjadi penentu bagi umat Islam Indonesia untuk memiliki rujukan dalam perjalanan dan perjuangan Islam.

Ia juga mengemukakan, bagaimana dalam peristiwa ini kita mempelajari tentang sejarah atau filosofis kehidupan perjuangan Rasulullah yang membawa perubahan luar biasa dan menjadi tonggak pencatatan, sejarah, kegiatan. Yakni, hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah sebagai penanggalan tahun baru Islam.

Ia juga bercerita ketika Presiden Jokowi akan menetapkan hari Santri Nasional. Akhirnya Hari Santri Nasional ditetapkan pada 22 Oktober, bukan pada tanggal 1 Muharam.

"Saya mengusulkan sebaiknya diambil dari hari ketika santri memiliki peran luar biasa yakni ketika KH Hasyim Ashari mengumumkan fatwa atau resolusi jihad menentang kembalinya penjajah Belanda yang membonceng sekutu dengan menyerang Surabaya dan akan menguasai kembali dari sana,” katanya.

Saat itu ada tiga fatwa jihad, yakni mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kedua, siapapun yang meninggal dalam mempertahankan kemerdekaan maka mati sahid dan jihad fisabilillah. Dan siapapun yang membela Belanda akan dihukum mati. Bung Tomo yang merobek bendera Belanda, menjadi sosok yang tampil sebagai tokoh pejuang.

Ia mengatakan, di saat Indonesia sudah selesai dengan kemerdekaan, tapi kemudian diserang oleh beberapa pemberontakan termasuk oleh komunis yang pada 1948 membentuk Republik Indonesia Soviet. Dan dicabik-cabik oleh pemberontakan PKI yang menjadi korbannya dari kalangan kyai dan pesantren.

Menurut Hidayat, yang mengembalikan NKRI, dari pecah belah dan tercabik-cabiknya Indonesia adalah Muhammad Natsir dari partai umat Islam fraksi Masyumi pada 17 Agustus 1950. "Bung Karno memproklamasikan NKRI,” kata Hidayat.

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid memberikan tausiah subuh dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News