2 Tahun Lagi, Indonesia Bisa Produksi Biorefineri

2 Tahun Lagi, Indonesia Bisa Produksi Biorefineri
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati (tengah). Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, BOGOR - Indonesia diprediksi bisa memproduksi bahan bakar dari biomasa nonpati atau biorefineri dalam dua tahun mendatang.

"Potensi pengembangan biorefineri di Indonesia sangat besar. Memang untuk memproduksi biorefineri butuh dana besar karena yang mahal adalah enzimnya. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan teknologi itu mencoba membuat enzim yang bisa menghasilkan mikroba-mikroba untuk produksi kosmetika, bioetano, dan lainnya," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati, Rabu (27/9).

Menurut Enny, ada tiga hal penting dalam pengembangan teknologi biorefineri untuk mengubah biomasa menjadi bioefuel dan produk kimia lainnya.

Pertama, pengembangan teknologi pretreatment biomasa untuk menghilangkan bagian yang tidak diinginkan.

Kedua, pengembangan teknologi produksi biokatalis/enzim yang efisien karena biokatalis produk impor dengan harga tinggi.

Ketiga, perlu pengembangan teknologi fermentasi terpadu agar proses lebih efisien.

"Jika bisa memadukan ketiga teknologi ini, maka akan menghasilkan proses yang lebih efisien dan menurunkan biaya produksi. Dengan demikian, produksi energi alternatif bisa berbiaya murah dan terjangkau digunakan masyarakat," jelas Enny. (esy/jpnn)


Indonesia diprediksi bisa memproduksi bahan bakar dari biomasa nonpati atau biorefineri dalam dua tahun mendatang.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News