27 Steps of May: Kisah Pedih Korban Pemerkosaan

27 Steps of May: Kisah Pedih Korban Pemerkosaan
27 Steps of May mengangkat kisah penderitaan korban pemerkosaan. Foto: YouTube

Meskipun begitu penonton bisa merasakan emosi yang kuat. Sedih melihat penderitaan May dan ayahnya, ikut terpuruk, hingga tertawa melihat tingkah si pesulap. Semua berkat kualitas akting Haanun, Lukman, dan Ario. ''Naskah saya buat dengan deskripsi detail, terlebih soal emosi,'' ungkap Rayya. Dia mengumpulkan testimoni para korban pemerkosaan untuk memberi napas pada naskahnya.

Haanun, yang hanya mengucapkan satu kalimat utuh di pengujung film, mengungkapkan bahwa tantangan terberat selama berakting sebagai May adalah memperkuat ekspresi. ''Nggak ada bicara itu sulit lho. Saya harus mengandalkan mimik wajah,'' ungkap aktris 30 tahun itu.

Sorot mata, ekspresi, teriakan, dan gumamannya sebagai May benar-benar menunjukkan betapa besar trauma yang ditanggung korban pemerkosaan. Upaya Haanun akhirnya diganjar dengan penghargaan Best Actress di ajang ASEAN International Film Festival & Awards (AIFFA) 2019.

Secara keseluruhan, 27 Steps of May bisa memberikan gambaran bagaimana sebuah tragedi kekerasan seksual berdampak sangat serius. Selain tersentuh dengan cerita dan akting pemain, penonton mendapat hal lain. Yakni, kesadaran untuk lebih peka terhadap kasus pelecehan seksual sekaligus empati kepada para korban. (len/c19/nor)


Setelah tayang di beberapa festival internasional, 27 Steps of May karya Ravi Bharwani kini bisa disaksikan secara luas di layar bioskop komersial.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News