4 Mitos soal Madu, Jangan Sampai Tertipu

4 Mitos soal Madu, Jangan Sampai Tertipu
Bea Cukai melihat produksi madu hutan di Pangkal Pinang. Foto: Humas Bea Cukai

2. Semut tidak doyan madu asli

Faktanya, kata Dewi Masyithoh, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.

Menurut dia, umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman.

"Lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur," ungkap Dewi Masyithoh.

Pasalnya, kata dia, madu asli tetapi belum cukup umur akan mengalami fermentasi.

"Menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut. Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi," ujar Dewi.

3. Jika mengkristal itu madu palsu

Kristalisasi madu sering salah diartikan masyarakat sebagai pemalsuan madu.

Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.

Dewi Masyithoh menilai madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. "Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya," bebernya.

Produsen produk perlebahan Indonesia Dewi Masyithoh membeberkan mitos soal madu yang sering menipu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News