4 Rekomendasi Teknologi Keamanan Canggih untuk Ibu Kota Baru

4 Rekomendasi Teknologi Keamanan Canggih untuk Ibu Kota Baru
Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), PT Professtama Teknik Cemerlang (Professtama), serta para pelaku usaha teknologi sekuriti mendukung rencana pemindahan ibu kota baru. Foto: ATISI

jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), PT Professtama Teknik Cemerlang (Professtama), serta para pelaku usaha teknologi sekuriti mendukung rencana pemindahan ibu kota baru.

Namun, mereka berharap ibu kota baru Indonesia memiliki teknologi keamanan yang mutakhir.

Karena itu, mereka memberikan empat rekomendasi untuk ibu kota baru Indonesia. Rekomendasi pertama ialah teknologi antipenyadapan dan pencurian data.

BACA JUGA: Biaya Membangun Ibu Kota Baru Membengkak, DPR Kaget

Ketua Umum ATISI Sanny Suharli mengatakan, teknologi antipenyadapan dan pencurian data harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru, khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).

“Dengan backdoor code, akses ke CCTV dapat diretas tanpa perlu mengetahui kata sandi sehingga rentan pencurian rekam data denah ruangan maupun aktivitas di infrastruktur strategis,” kata Sanny, Kamis (8/8).

Rekomendasi kedua berkaitan dengan jumlah dan teknologi CCTV. Presiden Direktur Professtama Irwandi Salim menjelaskan, idealnya perlu 100 CCTV per satu kilometer persegi di ibu kota baru.

Selain itu, sambung Irwandi, ibu kota baru yang memiliki konsep forest city sebaiknya memakai teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur thermal, nightvision, antikorosi, dan antiledakan.

Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), PT Professtama Teknik Cemerlang (Professtama), serta para pelaku usaha teknologi sekuriti mendukung rencana pemindahan ibu kota baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News