40 Persen Anak Terkena ADB

40 Persen Anak Terkena ADB
40 Persen Anak Terkena ADB
BOGOR-- Prestasi akademik anak-anak sekolah Indonesia terancam. Pasalnya, 40 persen anak Indonesia terindentidikasi terkena Anemia Defisiensi Besi (ADB), yaitu penyakit kekurangan darah akibat kekurangan zat besi dalam makanan. Dampak dari penyakit ini, tingkat konsentrasi anak tatkala belajar menjadi rendah.

Dokter spesialis anak Dr Suminta, Sp.A, menjelaskan, ADB merupakan turunan penyakit kekurangan darah atau anemia anak. Jumlah terkena anemia anak sendiri di Indonesia cukup tinggi. "Bila kondisi ini dibiarkan, sudah dapat dipastikan akan terjadi Anemia Defisiensi Besi (ADB). Saat ini tingkatan ADB di Indonesia sudah mencapai 40 persen. ADB mempengaruhi konsentrasi belajar anak. Juga berpengaruh bagi produktivitas kerja dan penurunan kualitas manusia,” papar dokter spesialis anak Dr Suminta, Sp.A, dalam pemaparannya pada seminar penyuluhan pola pangan bergizi dan anemia sejak dini, bertempat di Istana Ballroom, Hotel Salak, kemarin 9(6/2).

Selain dokter Suminta, hadir pula sebagai nara sumber dokter gizi Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC) dr Leane Suniar, Msc. Seminar itu sendiri diadakan RS BMC bekerja sama dengan PT Merk Tbk. Dalam paparannya, Leane Suniar mengatakan, pengetahuan akan gizi makanan yang kita makan sangat penting. Memilih makanan harus secara kuantitatif dan kualitatif. Pengaturan gizi pada makanan harus seimbang, antara energi yang diperoleh dari makanan dan energi yang dibutuhkan.

"Sebab ADB bersumber dari pola gizi makanan yang kita makan. Bila pola gizi sudah bagus, ADB tidak akan terjangkit dalam tubuh. Membiasakan makan dan minum dengan teratur, dan memilih menu seimbang serta gizi yang cukup merupakan tips utama mencegah ADB,” pungkasnya.

BOGOR-- Prestasi akademik anak-anak sekolah Indonesia terancam. Pasalnya, 40 persen anak Indonesia terindentidikasi terkena Anemia Defisiensi Besi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News