43,88 Persen Pelajar dan Mahasiswa Intoleran

Hasil Penelitian PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

43,88 Persen Pelajar dan Mahasiswa Intoleran
Seorang bocah membawa Bendera Merah Putih di Sungai Kalianyar, Solo, Kamis, 17 Agustus 2017. Ilustrasi Foto: Arief Budiman/Radar Solo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Riset terbaru Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan 43,88 persen dari total 1.859 pelajar dan mahasiswa dikategorikan intoleran.

Sedangkan mahasiswa dan pelajar yang terindikasi radikal 6,56 persen.

Riset yang dilakukan pada 1 September hingga 7 Oktober itu juga melibatkan 264 guru dan 58 dosen pendidikan agama Islam.

Responden yang tersebar di 34 propinsi itu ditentukan dengan teknik proportional sampling, kabupaten atau kota yang punya banyak sekolah diambil lebih banyak responden. Semua responden beragama Islam.

Direktur Eksekutif PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuturkan penelitian tersebut juga memperinci tingkat toleransi internal dan ekstrernal.

Internal ada toleransi antara muslim di lingkup aliran-aliran Islam. Sedangkan eksternal dimaksudkan hubungan toleransi antara umat beragama.

Hasilnya, ada 34,3 persen di kalangan siswa dan mahasiswa yang punya pandangan intoleransi eksternal. Sedangkan intoleransi internal mencapai 51,1 persen.

”Siswa dan mahasiswa lebih toleran pada penganut agama lain daripada kelompok yang dipersepsikan berbeda dengan mereka dari agama Islam. Misalnya Syiah atau Ahmadiyah,” ujar dia saat presentasi hasil penelitian di Hotel Le Meredien Jakarta, kemarin (8/11).

Dari penelitian tersebut juga terungkap penyebab intoleransi dan radikalisme di kalangan mahasiswa dan pelajar. Sikap itu dipengaruhi setidaknya tiga hal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News