Abu Bakr dan Perjuangan Pembebasan Budak

Abu Bakr dan Perjuangan Pembebasan Budak
Kaligrafi nama Abu Bakr di Istanbul, Turki. Foto: Public Domain.

jpnn.com - Sebelum menganut Islam, tabungan Abu Bakr dari hasil perdagangannya, tak kurang dari empat puluh ribu dirham. Dalam Islam, meski tetap berdagang--setelah hijrah ke Madinah, sepuluh tahun kemudian--hartanya itu hanya tinggal lima ribu dirham. Apa sebab?

Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network

Suatu hari, Abu Bakr menyaksikan seorang budak berkulit hitam dijemur di ladang. Sinar matahari sedang terik-teriknya.

Si budak sungguh tak berdaya. Sebuah batu besar menindih dadanya.  

Demi melihat penyiksaan itu, Abu Bakr bernegosiasi dengan si tuan budak yang sedang menyelenggarakan hukuman. 

Alhasil, meski harus merogoh kocek cukup dalam, Abu Bakr membeli budak itu. Dan lalu membebaskannya.

Kemudian hari, budak berkulit hitam tersebut menjadi orang pertama yang mengumandangkan adzan. Ya, namanya Bilal. Muadzin bersuara merdu, orang sekampung ibunda Bob Marley.

Kisah legendaris di atas, yang senantiasa diulang-ulang oleh para perawi sejarah Islam, diangkat dengan cukup baik dalam adegan film berjudul “Bilal”.

Pendek kisah, setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakr dipilih menjadi pemimpin Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News