Abu Vulkanis Gunung Agung tak Boleh Diremehkan, Ini Buktinya

Abu Vulkanis Gunung Agung tak Boleh Diremehkan, Ini Buktinya
Suasana di kawasan Pura Pasar Agung Karangasem yang berjarak 1 km dari Gunung Agung,Tanaman yang mati akibat hujan abu yang mengandung zat belerang. Foto: RAKA DENNY/JAWA POS

jpnn.com, KARANGASEM - Gunung Agung kembali menyemburkan asap tebal, membumbung 1.000 meter sampai 2.600 meter di atas puncak kawah, kemarin (7/12).

Menjelang siang sampai sore hari, petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung terus memantau kepulan asap tersebut.

Semburan asap menegaskan kembali bahwa gunung tertinggi di Pulau Dewata itu masih sangat aktif.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menjelaskan, aktivitas Gunung Agung memang naik turun.

Beberapa hari belakangan, pengamatan visual menunjukkan bahwa gunung tersebut lebih tenang. Tapi, tidak demikian halnya dengan aktivitas di tubuh gunung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. ”Di dalamnya, aktivitas vulkanik masih relatif tinggi,” kata dia.

Kasbani menyampaikan itu lantaran instansinya masih mendeteksi sejumlah gempa. Baik gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal, gempa low frekuensi, maupun gempa tremor.

Seluruhnya menunjukkan bahwa gejolak yang terjadi di dalam tubuh Gunung Agung belum selesai. Lebih dari itu, gejolak tersebut juga mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan kawah.

”Memang beberapa hari kemarin mengalami perlambatan,” jelasnya.

Gejolak yang terjadi di dalam tubuh Gunung Agung belum selesai. Gejolak tersebut juga mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan kawah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News