AKBP Arif Rachman Melihat Ferdy Sambo Emosional dan Penuh Ancaman, Posisinya Dilema

AKBP Arif Rachman Melihat Ferdy Sambo Emosional dan Penuh Ancaman, Posisinya Dilema
Terdakwa perkara perintangan penyidikan atau obstruction of justice kematian Brigadir J, AKBP Arif Rachman Arifin. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa perintangan penyidikan atau obstruction of justice kematian Brigadir J, AKBP Arif Rachman Arifin membacakan poin-poin pembelaan dalam pleidoi pribadinya atas tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).

Arif membacakan pleidoi pribadinya dalam sidang lanjutan perkara perintangan penyidikan kematian Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (3/2).

Arif mengaku dirinya mengalami dilema moral ketika mendengarkan cerita dari Ferdy Sambo yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri.

Selain itu, Arif juga melihat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menangis. Hal itu membuat Arif berempati kepada atasannya itu.

"Saya seperti terkondisikan oleh rasa empati, sehingga tidak ada pemikiran janggal saat itu, terlebih dari tampilan raut muka Bapak FS dan PC sangat sedih dan terpukul oleh kejadiannya menimpa ibu," kata Arif di ruang sidang.

Di sisi lain, Arif juga merasa tegang kala melihat emosi Ferdy Sambo yang tidak stabil, bersikap kasar, dan penuh ancaman.

"Keadaan demikian yang muncul dalam setiap kontemplasi saya antara logika, nurani, dan takut, bercampur. Sungguh tidak semudah membaca kalimat dalam peraturan tentang menolak perintah atasan, tidak semudah melontarkan pendapat," kata Arif lantas mengusap air mata.

Arif buka suara ihwal pertanyaan yang kerap diajukan jaksa, yaitu 'mengapa tidak melakukan ini, mengapa tidak bersikap begitu'.

Arif Rachman mengaku dirinya mengalami dilema moral ketika mendengarkan cerita dari Ferdy Sambo yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News