Akibat Teroris, Para Perempuan Paling Menderita

Akibat Teroris, Para Perempuan Paling Menderita
Akibat Teroris, Para Perempuan Paling Menderita
JAKARTA - Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai korban yang paling menderita dari serangkaian aksi terorisme adalah para perempuan. "Termasuk istri-istri orang yang disebut polisi sebagai teroris itu," kata Huda yang aktif melakukan pemberdayaan terhadap keluarga mantan kombatan itu.

Abu Tholut misalnya mempunyai tujuh anak. Setelah ditangkap, istrinya tentu harus menghidupi keluarganya. "Saat diumumkan sebagai DPO dia juga mempunyai anak bayi yang baru saja lahir. Jadi selain istri, anak-anak mereka juga jadi korban," kata Huda saat dihubungi, Minggu (12/12).

     

Hal yang sama juga dialami Utomo Pamungkas, salah satu senior Huda di Ponpes Ngruki, Solo, Jawa Tengah. - Istrinya yakni ukhti Titin juga harus hidup bersama anak-anaknya tanpa suami," katanya. Utomo divonis seumur hidup karena dianggap ikut terlibat dalam perencanaan Bom Bali 1.

Tentu, selain istri teroris, istri korban juga menderita. Huda mencontohkan keluarga Haji Cholil Maksum yang ditemuinya di Bali. Menantunya bernama Imawan, korban serangan bom bunuh diri 12 Oktober 2002 yang tewas di tempat kejadian.

JAKARTA - Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail menilai korban yang paling menderita dari serangkaian aksi terorisme adalah para

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News