Amelia Yani Menangis saat Cerita Ayahnya Ditembus 7 Peluru

Amelia Yani Menangis saat Cerita Ayahnya Ditembus 7 Peluru
Amelia Yani. Foto: DILIANTO/INDOPOS

Tak lama kemudian semua anak-anak Ahmad Yani dipanggil masuk ke dalam kamar. Dia melihat Om Bardi menundukkan kepala dan menangis.

"Saat itu aku telah menduga firasat jelek yang luar biasa, dan ibu dengan penuh ketabahan berkata pada kami, ‘bapakmu betul-betul sudah tidak ada’. Sekarang hanya ada ibu dengan kamu semua. Kamu semua harus mengikhlaskan bapak. Kamu harus dapat menerima kenyataan ini," ucap Amelia menirukan ucapan ibundanya.

Mendengar ucapanya ibundanya, Amelia beserta kakak dan adik-adiknya sontak menangis atas kepergian bapaknya.

"Akhirnya ibu pula yang menenangkan kami untuk tidak menangis terus. Ibu lalu mengajak kami semua berdoa untuk bapak," tuturnya.

Kemudian, lanjut Amelia, ibundanya berkata pada Om Bardi, bahwa ibu dan anak-anak ingin melihad jasad Ahmad Yani.

"Tapi Om Bardi mengatakan sebaiknya tidak usah saja, Tapi ibu tetap memaksa untuk melihat jasad bapak. Dijawab Om Bardi bahwa semua jasad sudah dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) untuk dibersihkan. Om Bardi mengatakan ibu dan kami akan lebih bangga melihat foto bapak," ujarnya mengisahkan.

Atas peristiwa memilukan itu, kalau ada orang beranggapan bahwa di dalam peristiwa tersebut tidak ada penyiksaan jelas salah.

Amelia menegaskan, delapan orang anak almarhum Ahmad Yani dengan jelas melihat adanya penembakan dan penyiksaan.

Amelia Yani cerita, ayahnya saat diculik hanya pakai piyama. Jenderal Ahmad Yani sempat melawan dan meninju salah satu prajurit Tjakrabirawa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News