Arus Barang di JICT Lambat, Pelayaran Harus Dapat Kompensasi

Arus Barang di JICT Lambat, Pelayaran Harus Dapat Kompensasi
Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara yang menjadi salah satu gerbang ekspor dan impor. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menyoroti lambatnya pelayanan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok yang mengganggu pelayanan arus barang.

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menyayangkan pelambatan kinerja JICT yang menyebabkan pelayanan terhadap kapal-kapal di pelabuhan terlambat cukup lama, dari empat jam hingga 44 jam.

Imbasnya kata Carmelita, perusahaan pelayaran dan pengguna jasa terkait lainnya menanggung kerugian yang tidak sedikit.

"Semestinya ada kompensasi yang sesuai untuk perusahaan pelayaran yang alami kerugian akibat lambannya kinerja JICT," ucap Carmelita lewat siaran persnya, Kamis (11/1),

Pelambatan kinerja ini juga akan membuat pelayaran internasional memberikan catatan minus bagi kinerja JICT. Lambannya produktifitas JICT terjadi berlarut-larut tentunya akan berdampak besar pada kelancaran rantai pasok.

Adapun keterlambatan produktifitas di JICT sebagai dampak dari peralihan tenaga outsourcing operator peralatan bongkar muat jenis Rubber Tyred Gantry Crane (RTGCC) dari PT. Emco Logistic menjadi PT. Multi Tally Indonesia (MTI).

Menurut Carmelita, sebelum dilakukan peralihan operator alat berat, JICT semestinya melakukan persiapan matang baik dari sisi SDM bongkar muat yang mumpuni, maupun persiapan teknis lainnya.

Persiapan itu misalnya, pengalihan operator alat bongkar muat kepada operator baru dilakukan bertahap dan melibatkan operator dengan SDM yang berpengalaman.

Perbaikan produktifitas di JICT diharapkan bisa dilakukan secepatnya untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News