AS Tunda Bantuan Militer ke Pakistan

Implikasi Krisis Pasca Operasi Rahasia yang Tewaskan Osama

AS Tunda Bantuan Militer ke Pakistan
AS Tunda Bantuan Militer ke Pakistan
ISLAMABAD - Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Pakistan pasca operasi militer rahasia yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden pada 2 Mei lalu makin memuncak. Bahkan, Minggu lalu (10/7) waktu AS atau kemarin WIB (11/7), Washington mengumumkan keputusannya menunda bantuan militer USD 800 juta (sekitar Rp 6,8 triliun) ke Pakistan. Tetapi, pemerintahan Presiden Asif Ali Zardari justru menanggapi santai keputusan AS tersebut.

Dalam program This Week yang ditayangkan stasiun televisi ABC pada Minggu malam waktu setempat, Kepala Staf Gedung Putih William Daley mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama memutuskan untuk menunda pengiriman bantuan ke Islamabad. Tetapi, tidak semua bantuan tahunan ditunda, melainkan hanya sekitar sepertiga dari total bantuan senilai USD 2,7 miliar (sekitar Rp 23 triliun).

"Kami tiba pada hubungan yang sangat pelik dengan wilayah yang paling sulit dan kompleks di dunia ini," kata Daley.

Meski merasakan kekecewaan pemerintah Pakistan atas operasi militer AS di Abbottabad pada awal Mei lalu yang dianggap lancang, Daley menegaskan bahwa pemerintah AS tak menyesal. Bahkan, menurut dia, Presiden Obama tidak merasa perlu meminta maaf atas hal tersebut.

ISLAMABAD - Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Pakistan pasca operasi militer rahasia yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama Bin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News