AS Tunda Bantuan Militer ke Pakistan
Implikasi Krisis Pasca Operasi Rahasia yang Tewaskan Osama
Selasa, 12 Juli 2011 – 09:28 WIB
ISLAMABAD - Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Pakistan pasca operasi militer rahasia yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden pada 2 Mei lalu makin memuncak. Bahkan, Minggu lalu (10/7) waktu AS atau kemarin WIB (11/7), Washington mengumumkan keputusannya menunda bantuan militer USD 800 juta (sekitar Rp 6,8 triliun) ke Pakistan. Tetapi, pemerintahan Presiden Asif Ali Zardari justru menanggapi santai keputusan AS tersebut. Meski merasakan kekecewaan pemerintah Pakistan atas operasi militer AS di Abbottabad pada awal Mei lalu yang dianggap lancang, Daley menegaskan bahwa pemerintah AS tak menyesal. Bahkan, menurut dia, Presiden Obama tidak merasa perlu meminta maaf atas hal tersebut.
Dalam program This Week yang ditayangkan stasiun televisi ABC pada Minggu malam waktu setempat, Kepala Staf Gedung Putih William Daley mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama memutuskan untuk menunda pengiriman bantuan ke Islamabad. Tetapi, tidak semua bantuan tahunan ditunda, melainkan hanya sekitar sepertiga dari total bantuan senilai USD 2,7 miliar (sekitar Rp 23 triliun).
"Kami tiba pada hubungan yang sangat pelik dengan wilayah yang paling sulit dan kompleks di dunia ini," kata Daley.
Baca Juga:
ISLAMABAD - Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Pakistan pasca operasi militer rahasia yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama Bin
BERITA TERKAIT
- Ampuh Lumpuhkan Serangan Iran, Iron Dome Israel Bikin Inggris Kepincut
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sukses Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan 2024, PPI Jerman: Wadah Menuju Indonesia Emas
- Israel Siap Menyerbu Rafah, Gaza Bakal Makin Berdarah
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Invasi Israel Mencapai Hari ke-200, Jumlah Korban Tewas Tembus 34 Ribu Jiwa