ASEAN Tekan Myanmar Akhiri Rusuh Rohingya

ASEAN Tekan Myanmar Akhiri Rusuh Rohingya
ASEAN Tekan Myanmar Akhiri Rusuh Rohingya
PHNOM PENH--Konflik komunal dan sektarian yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar, menjadi salah satu fokus perhatian para pemimpin Asia Tenggara. Bahkan, sejumlah kepala pemerintahan di ASEAN sepakat untuk terus menekan Myanmar supaya menyelesaikan dan mengakhiri kerusuhan antara minoritas Muslim Rohingya dan etnis Buddha Rakhine itu.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-21 ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, kemarin. KTT itu dihadiri pemimpin dari 10 anggota ASEAN. Yakni, Presiden Benigno Aquino III (Filipina), PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Yingluck Shinawatra, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, PM Kamboja Hun Sen, Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei Darussalam), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Indonesia), PM Laos Thongsing Thammavong, PM Malaysia Najib Razak, dan Presiden Myanmar Thein Sein

ASEAN menyoroti konflik komunal di Myanmar. Selain merenggut 176 nyawa sejak meletus pada Juni lalu, konflik itu memaksa ribuan orang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Mayoritas di antara mereka adalah etnis Muslim Rohingya. Tak hanya terusir, mereka pun terancam stateless karena tak diakui pemerintah Myanmar sebagai warganya.

"Sebanyak 800 ribu orang saat ini berada dalam kondisi tertekan," ungkap Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan kepada pers di sela KTT, Minggu (18/11). "Jika isu tersebut tak ditangani baik dan efektif, bukan mustahil akan ada risiko munculnya radikalisasi dan ekstremisme," lanjutnya.

PHNOM PENH--Konflik komunal dan sektarian yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar, menjadi salah satu fokus perhatian para pemimpin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News