AstraZeneca Kena Embargo, Bang Saleh Singgung Izin Uji Klinis Vaksin Nusantara

AstraZeneca Kena Embargo, Bang Saleh Singgung Izin Uji Klinis Vaksin Nusantara
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR mendorong pemerintah memprioritaskan produksi vaksin dalam negeri untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 secara nasional.

Dorongan itu disampaikan Saleh yang khawatir atas isu embargo vaksin astraZeneca di India berdampak pada kelancaran pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tanah air.

"Pemerintah harus segera memikirkan alternatif pengadaan vaksin bagi kebutuhan nasional. Vaksin ini adalah kebutuhan mendesak," kata Saleh di Jakarta, Minggu (28/3).

Menurut Saleh, bila mengaku skema yang ada maka Indonesia membutuhkan 420 juta dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan 181,5 juta warga.

"Jumlah ini sangat besar. Tidak cukup hanya mengandalkan satu produsen saja," ucap ketua Fraksi PAN DPR itu.

Saleh menyebut vaksin dalam negeri seperti merah putih dan nusantara tidak kalah dengan produk impor.

Para penelitinya bahkan mengeklaim untuk hal-hal tertentu, vaksin nusantara lebih baik dari vaksin impor.

Anehnya, kata Saleh, vaksin nusantara sampai hari ini belum mendapat izin untuk melanjutkan uji klinis tahap kedua. Padahal, jika diberi izin, vaksin itu diperkirakan sudah bisa produksi pada Juli 2021.

Saleh Daulay mendorong pemerintah memprioritaskan produksi vaksin dalam negeri menyusul embargo vaksin astraZeneca di India.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News