Asty Ananta Promosi Ludruk di Twitter

Asty Ananta Promosi Ludruk di Twitter
Asty Ananta Promosi Ludruk di Twitter
MESKI terkesan cuek, Asty Ananta ternyata peduli pada kelestarian budaya. Buktinya, gadis asal Semarang itu terlibat dalam pementasan ludruk khas Jawa Timur. Melakoni peran yang berbeda 180 derajat dari karakter aslinya, Asty dibayar dengan mata uang Inggris.

"Ini pementasan ludruk pertama saya. Saya merasa bangga karena di sini bisa ikut melestarikan budaya bangsa," ujarnya di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, kemarin. DARA kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 19 Juni 1984 itu mengaku langsung tertarik saat diminta terlibat dalam pementasan ludruk bertajuk Sumpah Pocong tersebut.

Meski harus bermain dengan para senior yang sudah lama menekuni kesenian ludruk, Asty mengaku tidak canggung. Dia justru mendapatkan banyak ilmu dari para seniornya seperti Djoko Mulyono, Iin Ray Sahetapy, Eko DJ, dan Tessy. "Bermain ludruk dengan senior-senior adalah suatu kebanggaan. Saya merasa nyaman dengan latihan ludruk kali ini karena banyak dapat ilmu dari senior. Ini juga sebagai ajang kumpul dengan para senior seni ludruk," katanya.

Lakon yang berbeda 180 derajat dari karakter aslinya, sempat membuat anak sulung dari tiga bersaudara itu mengalami kesulitan. Tetapi bimbingan dan dukungan dari para senior, membuatnya mampu melewati kesulitan tersebut. "Peran saya di sini manja dan centil. Padahal aslinya kan saya pemalu," imbuhnya lantas tersenyum.

MESKI terkesan cuek, Asty Ananta ternyata peduli pada kelestarian budaya. Buktinya, gadis asal Semarang itu terlibat dalam pementasan ludruk khas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News