Atasi Dampak Pandemi, Demokrat: Lepaskan Ego Sektoral, Berani Bertindak!

Atasi Dampak Pandemi, Demokrat: Lepaskan Ego Sektoral, Berani Bertindak!
Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra (kanan atas) dalam diskusi bertajuk “Mendamaikan Ekonomi dan Pandemi: New Normal Bukan Back to Normal” pada Minggu (26/7/2020). Foto: Tangkapan kamera

jpnn.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi maupun penanganan pandemi akan berhasil jika tiap instansi terkait melepaskan diri dari ego sektoral, saling berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik sebagai satu kesatuan.

Penyerapan anggaran yang masih sangat rendah, seperti stimulus fiskal untuk insentif kesehatan baru terealisasi 7,22 persen setelah empat bulan diputuskan Presiden, menunjukkan para pejabat terkait masih berpola pikir business as usual. Padahal, situasi sudah krisis saat ini.

Penderita Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 97 ribu per tanggal 25 Juli ini. Padahal, di awal Juni baru menyentuh angka 26 ribu. Dalam dua bulan, peningkatannya hampir empat kali lipat. Perlu ketegasan dan keberanian presiden mengevaluasi kinerja para pembantunya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra dalam diskusi publik Proklamasi Democracy Forum bertajuk “Mendamaikan Ekonomi dan Pandemi: New Normal Bukan Back to Normal” pada Minggu (26/7/2020) malam.

Dalam diskusi daring yang diselenggarakan Badan Penelitan dan Pengembangan DPP Partai Demokrat ini, Herzaky menambahkan peningkatan jumlah kasus secara drastis dan melonjaknya kasus harian secara konsisten dalam dua bulan terakhir, menjadi makin menakutkan jika melihat jumlah tes per satu juta populasi di Indonesia, yang baru di angka 4,973 orang, per 25 Juli 2020. Terkecil dari 24 negara terbanyak penderita covid-19.

Belum lagi mencermati indikator ekonomi. Pertumbuhan kuartal I drop di angka 2,97 persen, terendah sejak 2001. Sedangkan di kuartal II, diprediksi terkontraksi semakin dalam, sehingga menyentuh angka minus 5,08. Ancaman resesi pun semakin nyata.

Presiden, menurut Herzaky, harus berani mengambil langkah tegas, mengganti anggota kabinet jika memang kinerjanya masih tidak sesuai dengan harapan. Saatnya mengedepankan kepentingan rakyat banyak, dan menepikan konsesi politik sesaat untuk jasa pendukungnya di masa lalu. Karena nyawa rakyat, dan nasib bangsa ini yang menjadi taruhannya.

Pendapat Herzaky ini diamini oleh Tomi Satryatomo, Pengamat Media, yang memaparkan hasil monitoring percakapan di media sosial dan pemberitaan di media online selama pandemi covid-19.

Pemulihan ekonomi maupun penanganan pandemi akan berhasil jika tiap instansi terkait melepaskan diri dari ego sektoral, saling berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik sebagai satu kesatuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News