Awal Ramadan Pekan Pertama Mei, Inflasi Lebih Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Mei lalu 0,68 persen secara bulanan. Secara tahunan, inflasi tercatat 3,32 persen. Jika dilihat secara kumulatif, sejak Januari hingga Mei, inflasi tercatat 1,48 persen.
’’Dengan memperhatikan target inflasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI) 3,5 persen, bisa saya simpulkan inflasi Mei terkendali,’’ ujar Kepala BPS Suhariyanto (10/6).
Inflasi pada Ramadan yang jatuh pada Mei 2019 memang lebih tinggi daripada inflasi pada Mei 2018 yang 0,37 persen.
Menurut Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, inflasi pada Mei 2019 lebih tinggi lantaran pada 2018 Ramadan jatuh mulai minggu ketiga Mei, sedangkan pada 2019 Ramadan jatuh pada pekan pertama Mei.
Perbedaan permulaan Ramadan itu turut membuat laju inflasi menjadi berbeda antara Mei 2018 dengan 2019. Pada Mei 2019 disumbang kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi 2,02 persen secara bulanan.
BACA JUGA: Industri Semen Diprediksi Tumbuh 4,3%
Beberapa komoditas yang mengalami inflasi adalah cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, dan sayuran.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, inflasi Mei lebih tinggi daripada perkiraan survei pemantauan harga yang dilakukan BI, yakni 0,47 persen. ’’Ternyata memang ada beberapa komoditas seasonal lebih tinggi daripada perkiraan,’’ ungkap Perry.
Inflasi pada Ramadan yang jatuh pada Mei 2019 memang lebih tinggi daripada inflasi pada Mei 2018.
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Catatan Lengkap Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Terbaru
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jaga Inflasi di Tengah Instabilitas Global
- Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Jaga Stabilitas Laju Inflasi Usai Libur Lebaran
- Antisipasi Penguatan USD, BUMN Harus Pasang Kuda-Kuda
- Terdampak The Fed, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat