Baju Baru dan Mobil-mobilan untuk Lebaran Tanpa Ayah

Baju Baru dan Mobil-mobilan untuk Lebaran Tanpa Ayah
BERDUKA: Istri almarhum Tohari, Suliha saat memangku putranya yang bernama Mukhamad Barok bersama Fadhilah (tengah) dan Mukhamad Mukhsin (kiri). Foto: Heru Putranto/Radar Jember

jpnn.com, JEMBER - Kecelakaan minibus Isuzu Elf di jalan raya kawasan Hutan Panginuman, Gilimanuk, Bali yang merenggut delapan korban jiwa, Sabtu (17/6) menyisakan beragam kisah pilu. Salah satunya adalah keluarga almarhum Tohari di Dusun Glundengan, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur.

Tohari merupakan satu dari delapan korban jiwa dalam kecelakaan itu. Mobil yang ditumpanginya bersama rombongan pemudik dari Bali, bertabrakan dengan truk pengangkut semen.

Kini, Tohari meninggalkan seorang istri bernama Suliha beserta dua putra dan satu putri. Yakni Mukhamad Mukhsin, Fadilah dan Mukhamad Barok.

Mukhsin dan Fadilah terpaksa mengubur impiannya untuk kembali berlebaran dengan baju baru dari sang ayah. Fadhilah baru saja naik ke kelas VI sekolah dasar, sedangkan Mukhsin belum lama ini menamatkan pendidikannya di madrasah tsanawiyah.

Adapun Barok masih berusia 14 bulan. Balita itu tentu belum tahu tentang hal yang terjadi pada ayahnya.

Sebelumnya, Tohari berjanji hendak membawakan baju baru dan mobil-mobilan. “Dia sudah membawa baju Lebaran dan mobil-mobilan untuk anaknya,” kata Suliha, istri Tohari sembari terisak.

Tohari merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Bila tidak bekerja sebagai kuli bangunan, dia biasanya mencari rumput untuk sapinya.

“Kalau tidak ke Bali, biasanya ke Kalimantan, namun pekerjaan di Kalimantan sudah tidak ada,” papar Suliha.

Kecelakaan minibus Isuzu Elf di jalan raya kawasan Hutan Panginuman, Gilimanuk, Bali yang merenggut delapan korban jiwa, Sabtu (17/6) menyisakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News