Banyak Kader Diciduk KPK, Golkar Sulit Tembus 3 Besar
Apalagi melihat dinamika politik dengan melajunya Gerindra dengan cocktail effect Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Lalu, kemungkinan sodokan partai menengah lain yang berpeluang meraih tiga besar.
"Berat dua besar. Tiga besar perlu perjuangan. Mungkin di Pileg 2019 bisa jadi pencapaian terendah Golkar sejak pemilu berlangsung," ujar Hendri.
Hendri menjelaskan, dengan sistem Pileg 2019 yang digelar serentak dengan pilpres bukan perkara mudah.
Apalagi, selama ini Golkar identik dengan kekuatan kader individu. Artinya, bila kader individu tersebut tersangkut kasus hukum, maka suara akan berpengaruh.
Dia mencontohkan Setya Novanto sebagai kader Golkar yang punya basis suara dari Nusa Tenggara Timur.
"Otomatis di daerah tersebut akan kekurangan suara dengan masuknya Setnov di kasus hukum. Golkar kuat di masing-masing individu," kata Hendri.
Diperkirakan perolahan suara Partai Golkar akan menurun dibandingkan Pileg 2014 lalu.
- Soal Aklamasi di Munas Golkar, Airlangga: Insyaallah
- Mardiono Hadiri Halalbihalal Golkar, KIB Belum Bubar?
- Erwin Aksa: Golkar Targetkan Kemenangan 60 Persen di Pilkada Serentak
- Sebesar Apa Peluang Ridwan Kamil di Pilkada DKI? Pengamat Politik Unpad Ini Bilang Begini
- Ridwan Kamil Tinggal Pilih: jadi Calon Tunggal atau Bersaing dengan 2 Kawan
- Airlangga Sangat Pantas Kembali Pimpin Golkar, Begini Alasannya