Banyak Tawaran dari Perusahaan Besar, Setia jadi Honorer

Banyak Tawaran dari Perusahaan Besar, Setia jadi Honorer
Agustina Dewi Susanti menunjukkan salah satu buku karyanya yang berjudul Repihan Terakhir Kamis (2/8). Foto: IMAM NASRODIN/RADAR MALANG

jpnn.com - Agustina Dewi Susanti memilih setia menjadi guru honorer, meski sebenarnya sebenarnya dia punya peluang bekerja di perusahaan besar untuk memperoleh banyak uang. Dia adalah seorang sarjana jurusan kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dia pun tetap produktif berkarya meski kesejahteraannya belum terjamin.

IMAM NASRODIN - Malang

”Kalau bukan panggilan hati, ya sulit. Padahal, bebannya sama (dengan guru aparatur sipil negara atau ASN), tapi apa yang didapatkan itu berbeda,” kata Agustina Dewi Susanti kepada Jawa Pos Radar Malang di ruang tamu SMKN 3 Batu, beberapa hari lalu.

Kalimat itu menjadi alasan mendasar perempuan kelahiran 19 Agustus 1978 ini tetap bertahan sebagai guru honorer hingga 9 tahun.

Di ruang sekitar 5x6 meter itu, perempuan yang biasa disapa Agustin ini bercerita. Dia berprofesi sebagai guru honorer sejak 2009 silam. Bahkan, hingga saat ini, dia sudah mengajar di tiga sekolah, yakni SMKN 3 Batu, SMKN 2 Batu, dan SMP Tamansiswa Batu. ”Dinikmati saja, memang sudah hobi (mengajar) sejak kuliah dulu,” ungkapnya.

Agustin juga tidak tahu alasannya, tiba-tiba saja dia ingin mengajar. Tepatnya saat semester V ketika menempuh pendidikan di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu.

Padahal, jika Agustin mau, saat lulus kuliah, relatif banyak tawaran kepada dia untuk bekerja di perusahaan, di mana dari segi gaji jauh lebih mantap dibanding berprofesi sebagai guru honorer.

Bahkan, teman-teman kuliahnya juga ada yang merasa ”aneh’ dengan keputusannya. Karena sebagian besar dari teman-temannya bekerja di perusahaan besar.

Agustina Dewi Susanti tak tergiur untuk bekerja di perusahaan besar dan tetap setia menjadi guru honorer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News