Bappenas Nilai Program Mentan Amran Memacu Pertumbuhan Daerah

Bappenas Nilai Program Mentan Amran Memacu Pertumbuhan Daerah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter Bappenas, Boediastoeti Ontowirjo menyatakan Bappenas telah melakukan riset terhadap efektivitas belanja kementerian dan lembaga pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi, dan hasilnya menyebutkan program Menteri Amran Sulaiman dan Susi Pudjiastuti memacu pertumbuhan daerah.

Peningkatan pada belanja barang di kementerian pertanian dinilai memiliki elastisitas atau daya dongkrak yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi, ketimbang belanja modal.

“Belanja barang yang dilakukan Kementerian Pertanian yang dipimpin Menteri Amran, merupakan contoh salah satu belanja barang produktif yang memacu pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi di daerah adalah belanja alat mesin pertanian dan input produksi," kata Boediastoeti seperti siaran pers Humas Kementan, Senin (12/8).

Menurutnya, setiap peningkatan 1 persen belanja alsintan, maka akan mendorong 0,33 persen peningkatan subsektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian di daerah.

"Saya kira, dalam perencanaan ke depan, belanja barang yang produktif dapat menjadi terobosan untuk diterapkan pada banyak kementerian lainnya," katanya.

Dengan demikian, belanja kementerian bisa menjadi lebih berkualitas.

Riset ini menunjukkan bagaimana efektivitas belanja barang terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satunya lewat peningkatan alokasi anggaran pada 2016 hingga 2017, disebutkan belanja modal mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar Rp 39,1 triliun, kemudian belanja barang sebesar Rp 31,8 triliun dan belanja pegawai Rp 7,5 triliun. Namun, komponen yang mendorong pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah belanja barang.

Belanja barang mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08 persen, sementara belanja modal hanya mendorong 0,03 persen dan belanja pegawai hanya 0,01 persen.

Belanja barang mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08 persen, sementara belanja modal hanya mendorong 0,03 persen dan belanja pegawai hanya 0,01 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News