Begini Tradisi Warga saat Gunung Merapi Bergejolak, Khusus Laki-Laki

Begini Tradisi Warga saat Gunung Merapi Bergejolak, Khusus Laki-Laki
Kondisi puncak Gunung Merapi dilihat dari Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jateng, Jumat (6/11). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

jpnn.com, BOYOLALI - Masyarakat yang berdomisili di sekitar lereng Gunung Merapi telah menyiapkan diri mengungsi jika sewaktu-waktu gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl itu meletus.

Sejumlah warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III masih melakukan aktivitas seperti biasa usai kenaikan status Merapi dari waspada menjadi siaga.

Namun, mereka sudah mengemasi semua barang-barang, siap dibawa ketika mengungsi.

Radar Solo melaporkan, masyarakat di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo Boyolali masih ada yang beraktivitas normal.

Ada yang masih menjalankan aktivitas bertani. Bahkan, ada yang masih melanjutkan proses pembangunan dan memperbaiki rumah.

Meski terlihat tenang dan sepintas tak ada rasa kekhawatiran, tetapi mereka tetap waspada.

"Surat-surat dan harta benda lain sudah saya masukkan ke dalam tas,” kata Untung Sulistyo, 45, warga setempat.

Saat ditemui, warga Dusun Stabelan itu tengah mengambil air dari bak penampungan air di dusun setempat.

Akhir-akhir ini hampir setiap hari warga mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi, baik pada malam maupun siang hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News