Benarkah Duduk Terlalu Lama Bisa Berisiko Kanker?
jpnn.com, JAKARTA - Sebuah studi baru yang diterbitkan JAMA Oncology menyebutkan bahwa terlalu banyak duduk bisa meningkatkan risiko kanker.
"Ini adalah studi pertama yang secara definitif menunjukkan hubungan yang kuat antara tidak bergerak (sedentary) dan kematian akibat kanker," kata penulis utama studi, Dr. Susan Gilchrist, seorang profesor pencegahan kanker klinis di MD Anderson Cancer Center di University of Texas, seperti dilansir laman MSN, Kamis (25/6).
Namun, mengganti setidaknya 30 menit duduk dengan aktivitas fisik ringan, sedang atau kuat bisa menurunkan risiko itu.
"Temuan kami menegaskan bahwa penting untuk duduk lebih sedikit dan bergerak lebih banyak," jelas Gilchrist.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen kematian akibat kanker bisa dicegah melalui pilihan gaya hidup sehat, seperti diet sehat, olahraga dan tidak merokok.
Tetapi ketika berhubungan antara duduk dan kanker, penelitian sebelumnya mengandalkan perilaku yang dilaporkan sendiri, bukan data objektif.
Dengan mengharuskan orang dalam penelitian ini untuk memakai alat pelacak kebugaran, para peneliti bisa memperkirakan secara lebih akurat dampak olahraga pada hasil penelitian.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengganti waktu 30 menit duduk dengan melakukan aktivitas ringan, seperti berjalan, bisa mengurangi risiko kanker sebesar 8 persen.
Sebuah studi baru yang diterbitkan JAMA Oncology menyebutkan bahwa terlalu banyak duduk bisa berisiko kanker.
- Lewat #SELANGKAH 2024, SILO Dukung Transformasi Layanan Kesehatan di Indonesia
- Ini Rahasia Meningkatkan Imun dengan Mudah
- Bisakah Pasien Kanker Berpuasa di Bulan Ramadan, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Pangeran Harry dan Istri Doakan Kesembuhan Kate Middleton
- Soal Isu Kadar Bromat pada Le Minerale, Kemenkominfo: Hoaks
- Dokter Hasto Ingatkan Masyarakat Tak Salah Paham soal Pendidikan Seksual Dini