Benarkah Radiasi Dosis Rendah Bisa Mengurangi Peradangan pada Pasien COVID-19?

Benarkah Radiasi Dosis Rendah Bisa Mengurangi Peradangan pada Pasien COVID-19?
Seorang staf medis dengan pakaian pelindung terlihat di depan seorang pasien corona di di rumah sakit San Raffaele, Milan, Italia. Foto: ReutersFlavio Loscalzo/pri/Antara

jpnn.com, JAKARTA - Terapi radiasi dada dosis rendah biasanya diberikan dalam satu perawatan. Terapi ini dikabarkan bisa mengurangi peradangan di paru-paru pasien COVID-19 yang cukup parah. 

Beberapa uji klinis perawatan dengan metode ini sedang dilakukan di Amerika dan di tempat lain.

"Radiasi ini bekerja untuk mengimbangi reaksi berlebihan sistem kekebalan yang dikenal sebagai badai sitokin yang terjadi pada beberapa pasien dengan COVID-19," kata Arnab Chakravarti, MD, seorang profesor dan ketua onkologi radiasi di Ohio State University, seperti dilansir laman WebMD, Rabu (24/6).

Ketika badai sitokin terjadi, tubuh mulai menyerang sel dan jaringannya sendiri, bukan hanya melawan virus.

"Radiasi dengan dosis rendah ini biasanya tidak memiliki efek antivirus langsung, tapi bisa membantu mengurangi peradangan, dan ketika peradangan berkurang, maka efek akut dari produk sampingan pneumonia juga akan mereda," jelas Chakravarti.

Para peneliti di Winory Cancer Institute, Emory University, juga tengah menguji terapi tersebut. Para peneliti di Italia, India, Iran, dan Spanyol juga mempelajari pengobatan dengan terapi ini.

Pengobatan dengan terapi ini digunakan pada saat pandemi influenza 1918 untuk mengobati pneumonia virus terkait flu dan juga telah digunakan untuk mengobati radang sendi.

Pada dosis yang sangat rendah ini, terapi ini tentunya harus aman untuk sebagian besar pasien.(fny/jpnn)

Terapi radiasi dada dosis rendah disebutkan bisa mengurangi peradangan di paru-para pasien COVID-19.


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News