Berkebaya Putih, Ni Balik Sekar Kini Bangga Telah Mandiri

Berkebaya Putih, Ni Balik Sekar Kini Bangga Telah Mandiri
Suasana Ni Balik Sekar, 40, (dua kanan) saat menerima penghargaan di Balai Budaya Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Sabtu. Foto: Kemensos for jpnn

jpnn.com, GIANYAR - Berkebaya putih dipadu kain songket warna ungu, Ni Balik Sekar, 40, mengangkat piagam penghargaan dengan tersenyum.

Perempuan berkulit sawo matang ini adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyatakan keluar dari kepesertaan program pengentasan kemiskinan ini karena telah mandiri secara ekonomi.

Penghargaan diserahkan Plh. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Dadang Iskandar bersama Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung yang hadir mewakili Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Beras Sejahtera (Rastra) di Balai Budaya Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Sabtu.

Ni Balik Sekar mengaku lega telah graduasi mandiri dari kepesertaan PKH sejak Februari 2018. Ibu dua anak yang tinggal di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh ini mengisahkan ia menerima bansos sejak tahun 2016.

"Uang PKH dimanfaatkan untuk biaya sekolah anak saya yang kedua. Waktu itu dia masih SMA. Untuk modal usaha saya pinjam ke koperasi untuk beli dua mesin jahit. Berdua dengan anak saya, kami membuka pesanan kebaya," katanya.

Sekar juga mengambil baju-baju dari usaha konvensi rumahan rekan-rekannya, untuk dijual ke berbagai toko dan pasar di Gianyar dan sekitarnya.

"Sekarang saya lebih tenang karena usaha sudah berjalan baik dan sudah lepas dari penerima PKH," katanya.

Dirjen PFM mengatakan Ibu Sekar adalah penerima manfaat PKH yang pertama di Kabupaten Gianyar yang telah graduasi mandiri.

Berkebaya putih dipadu kain songket warna ungu, Ni Balik Sekar, 40, mengangkat piagam penghargaan dengan tersenyum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News