Beternak Puyuh Modal Rp 10 Juta, Keuntungan Lumayan

Beternak Puyuh Modal Rp 10 Juta, Keuntungan Lumayan
Sugianto menunjukkan burung puyuhnya. Sejak mulai beternak lima tahun silam, permintaan pasar tak pernah surut. Foto: RIDHUAN/ KALTIM POST/JPNN.com

jpnn.com - Sugianto tak mau berpangku tangan begitu pensiun dari Perum Bulog. Sebuah artikel beternak burung puyuh yang dimuat di koran membuatnya tertarik. Dia lantas berangkat ke Sukabumi, Jawa Barat untuk belajar.

---
LIMA tahun lalu di Sukabumi, dia bertemu seorang peternak burung yang masuk dalam famili phasianidae itu. Dua hari dia belajar.

Pulang ke rumahnya di Jalan Prona III, Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kaltim, dibelinya 1.200 telur burung untuk ditetaskan.

"Modal awal kurang dari Rp 10 juta. Buat alat penetas telur sendiri. Buat kandang sama beli pakan," ujarnya ditemui Kaltim Post (Jawa Pos Group) di rumahnya, Senin (6/11).

Untuk menetaskan telur, diperlukan waktu 16 hari. Ada cara agar tidak gagal. Dalam kotak penetas dipasang lampu pijar.

Telur diletakkan di atas wadah pemutar telur yang juga dibuatnya sendiri. Tidak lupa di atas wadah pemutar, diberi air. Karena telur puyuh rentan kering.

Air digunakan untuk melembapkan. "Dalam 16 hari, posisi telur diputar sebanyak tiga hingga empat kali," sebutnya.

Pria yang kini menginjak usia 66 tahun itu kemudian memberi pakan hasil racikannya sendiri. Terdiri dari dedak padi, dedak jagung, dan konsentrat. Bisa dibeli di toko pakan ternak.

Pensiunan pegawai Perum Bulog ini beternak puyuh. Dalam seminggu bisa menjual 20 ikat telur. Satu ikat telur terdiri dari 10 piring atau 900 butir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News