Beternak Puyuh Modal Rp 10 Juta, Keuntungan Lumayan

Beternak Puyuh Modal Rp 10 Juta, Keuntungan Lumayan
Sugianto menunjukkan burung puyuhnya. Sejak mulai beternak lima tahun silam, permintaan pasar tak pernah surut. Foto: RIDHUAN/ KALTIM POST/JPNN.com

Modal awal juga banyak dihabiskan untuk pakan. Satu burung puyuh dalam sehari menghabiskan 25 gram pakan. Ditambah vitamin yang dicampur dalam minuman.

"Pada umur 45 hari, burung sudah bisa menghasilkan telur sendiri. Kecuali untuk dijadikan bibit, maka harus dicampur antara jantan dan betina. Perbandingannya, empat betina dengan satu jantan," ucapnya.

Dalam sehari, satu burung menghasilkan satu telur. Dalam seminggu, hanya ada tempo satu hari burung akan beristirahat. Produksi telur akan terus berlanjut hingga usia burung mencapai satu setengah tahun.

"Yang dijual di pasar itu telur bukan hasil bibit. Jadi, tidak akan menetas. Harga jualnya bisa sampai Rp 350 per butir. Tapi, kalau telur bibit harganya Rp 800 per butir," jelasnya

Dalam seminggu, suami Ida Sulistiah itu bisa menjual 20 ikat telur. Satu ikat telur terdiri dari 10 piring atau 900 butir.

Dalam lima tahun terakhir, sudah tiga generasi burung yang dia ternak. Jumlah burungnya mencapai 5 ribu ekor.

Namun, dalam setahun terakhir, Sugianto mengaku kewalahan. Apalagi di usia tuanya dia merasa tidak sanggup menangani pesanan pembeli.

"Capek. Beberapa kali membayar anak buah, tetapi tidak cocok. Jadi, lebih banyak saya jual burungnya. Sekarang, ada sekira 2 ribu ekor," katanya.

Pensiunan pegawai Perum Bulog ini beternak puyuh. Dalam seminggu bisa menjual 20 ikat telur. Satu ikat telur terdiri dari 10 piring atau 900 butir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News