Bikin Malu, Mobil Mewah Kok Pakai BBM Subsidi
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah akan menerapkan pembatasan penyaluran BBM bersubsidi. Hal ini dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi tepat saran dengan jumlah yang wajar.
Pembatasan akan dilakukan jika digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah tuntas untuk mencatat jumlah BBM yang disalurkan dan identitas pembeli.
Dari digitalisasi SPBU ini, akan diperoleh data pembelian BBM setiap konsumen SPBU Pertamina.
Dengan penerapan digitalisasi SPBU, data penyaluran BBM bisa dicatat dengan tepat, sehingga jumlah BBM bersubsidi yang disalurkan bisa dibatasi untuk setiap kendaraan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyampaikan, pembatasan dilakukan agar tidak ada pembelian BBM bersubsidi dalam jumlah besar.
"Pemerintah terus mendorong agar digitalisasi pada 5.518 SPBU yang ada dapat tuntas untuk pengawasan penyaluran BBM secara umum," kata Siswanto dalam keterangannya, Selasa (25/8).
Saat ini, dari 5.518 SPBU yang ada, digitalisasi telah dilakukan di 2.902 SPBU di mana sebanyak 2.542 SPBU juga telah dilengkapi dengan perangkat electronic data capture (EDC).
Pembatasan BBM bersubsidi juga dilakukan PT Pertamina. Perusahaan pelat merah ini terus mendorong agar kelompok masyarakat mampu, seperti para pemilik mobil pribadi, tidak mengonsumsi BBM subdisi.
Pemerintah berupaya mengurangi jatah BBM bersubsidi agar mobil-mobil mewah tidak menikmati BBM yang diperuntukkan bagi kelompok ekonomi lemah
- PIS Siapkan 326 Kapal Jaga Kelancaran Pasokan BBM dan LPG
- Legislator Minta SPBU Nakal Diproses Hukum, Biar Jera!
- Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran, Pertamina Bentuk Satgas Rafi 2024
- Dirut Pertamina Nicke Widyawati Sampaikan Kesiapan Pasokan BBM dan LPG Jelang Idulfitri
- Tegas, Pertamina & Kemendag Segel 3 Dispenser SPBU di Karawang
- Pertamina Bakal Tindak Tegas SPBU Gunakan Alat Tidak Standar di Karawang