Bisnis Mahar Pernikahan Semakin Menggiurkan

Bisnis Mahar Pernikahan Semakin Menggiurkan
Zariah adalah salah satu perajin mahar pernikahan di kawasan Hasanudin HM, Banjarmasin. Foto: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

“Ketika kotak pesanan selesai, ternyata si pemesan menyuruh saya untuk membuat kerajinan uang mahar. Waktu itu, si pemesan berasal dari Jakarta. Saya coba, ternyata si pemesan bilang hasilnya sangat memuaskan. Dari situ kemudian saya tertarik untuk serius di bidang ini,” ceritanya.

Berapa waktu yang dibutuhkan Zariah merangkai mahar? Ternyata tak lama. Bahkan bisa selesai dalam dua jam untuk ukuran standar, sebesar kertas A4.

“Cepat atau tidaknya, tergantung pesanan. Kemudian berdasarkan besar dan kecilnya bentuk benda atau miniatur yang dikerjakan. Kemudian, tingkat kerumitannya,” jelasnya.

Lantas, berapa banyak uang kertas dan koin yang dia perlukan? Zariah menjawab: tergantung pemesan. Artinya, berapapun jumlahnya, bisa dibuat.

Namun, Zariah mengaku kerap menasihati pemesannya. Agar sebaiknya menghemat uang yang dijadikan souvenir. “Kan sayang, kalau uang jumlahnya besar dijadikan souvenir alias hanya dijadikan pajangan,” ucapnya.

Meski begitu, ia mengaku pernah mengerjakan mahar pernikahan yang jumlah uangnya besar. Yakni Rp15 juta. Belakangan dirinya baru sadar umumnya para pemesan berasal dari kalangan pengusaha atau pejabat.

“Yang lucunya, saya pernah diceritakan ketika si pemesan datang lagi ke toko ini. Si pemesan bilang kalau rumahnya sempat dimasuki oleh maling. Dan yang hilang ternyata justru suvenir uang mahar yang belasan juta tadi,” ungkapnya.

Dalam proses pembuatan mahar, bahan utama yakni uang, disediakan oleh Zariah. Kecuali, mata uang yang digunakan adalah mata uang asing. Sementara untuk mempercantik suvenir, biasanya ia menambahkan aksesori yang ia beli dari luar daerah.

Ketika banyak yang menikah, maka bisnis mahar pernikahan menangguk keuntungan, banyak orderan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News