Bocah 2 Tahun Diculik, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka

Bocah 2 Tahun Diculik, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka
Tim psikologi Polda NTT saat memberikan pendampingan kepada anak korban penyekapan di Kabupaten TTS, Sabtu (4/2/2023). ANTARA/Ho-Humas Polda NTT

jpnn.com, KUPANG - Seorang bocah di Nusa Tenggara Timur jadi korban penganiayaan dan penyekapan yang dilakukan orang tua angkatnya.

Tim psikologi dari Polda Nusa Tenggara Timur memberikan pendampingan psikologi kepada korban.

"Rasa trauma anak-anak korban kekerasan dan penganiayaan kita pulihkan dengan pendekatan psikologi yang membuat anak nyaman berada dalam situasi sosial serta menarik minat dan semangatnya,” kata Bagian Psikologi Biro SDM Polda NTT Iptu Juan A. Djara di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Sabtu.

Proses pendampingan psikologi dilakukan di kediaman korban di rumah jabatan Sekda Kabupaten Timur Tengah Selatan didampingi keluarga dan personel Unit Perempuan dan Perlindungan Anak Polres setempat.

Dia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut juga bertujuan mengidentifikasi kondisi psikologis korban saat ini dan pengaruh trauma terhadap perkembangan psikologis anak.

Juan mengatakan kegiatan pendampingan yang dilakukan tim psikologi Polda NTT adalah berdialog dan bermain bersama anak korban serta memberikan mainan.

Tim penyidik Polres Timor Tengah Selatan menyatakan tersangka kasus penyekapan anak usia dua tahun berinisial OAT alias Ori (34) terancam hukuman penjara lima tahun penjara akibat perbuatannya.

Pasal yang disangkakan kepada tersangka adalah pasal 80 ayat (1) Undang-Undang nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun penjara.

Seorang bocah dua tahun diculik dan dianiaya. Video menunjukkan kedua kaki dan tangan korban diikat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News