Bocah – bocah Penantang Bahaya, ya Ampuun…

Bocah – bocah Penantang Bahaya, ya Ampuun…
Seorang anak di sisi jembatan DADS, sembari mengumpulkan keberanian untuk melompat ke dalam sungai Jangkuk, beberapa waktu lalu. Foto: LALU MOHAMMAD/LOMBOK POST/JPNN.com

Di sungai itu, pada September 2017 seorang anak ditemukan tak bernyawa. Tapi, anak-anak punya dunianya sendiri. Sampai kini di tempat yang sama mereka gemar mengadu nyali. Bergembira di wahana seadanya.

Bahkan, setelah kejadian pada September tahun lalu, tak ada pengawasan berarti dari pihak berwenang. Sekadar imbauan atau larangan untuk bermain lompat dari jembatan juga tak ada.

Para orang tua dari kampung sekitar pun sesekali saja muncul untuk mencari anak-anak mereka. ”Kadang ada yang kakinya sobek karena kena batu atau beling,” tutur Setuni, warga yang berjualan tak jauh dari Jembatan Kuning DADS, tentang polah anak-anak yang menjadikan jembatan dan sungai itu sebagai wahana.

Bahkan, ketika si teman mengaduh karena terantuk batu, kawan-kawannya hanya menertawakan. ”Lasing aiq kodeq bani kamu nepur! (habisnya air kecil, kamu kok berani terjun),” ujar seorang anak dari pinggir sungai dalam bahasa Sasak sambil menertawai si teman.

Kadang kala mereka hanyut ke barat terbawa arus kencang. Beruntungnya, bocah-bocah itu terlatih. Menaklukkan derasnya air Sungai Jangkuk.

Mereka baru akan pulang jika dua hal terjadi. Pertama, ayah atau ibu mereka datang dengan wajah garang. Sembari menenteng bilah bambu atau rotan. ”Disuruh pulang, sebab mandi seharian dan lupa makan,” kata Setuni.

Lalu, kalau ada bahaya datang. Anak-anak itu terlatih membaca isyarat alam. Jika isyarat itu muncul, tak perlu menunggu ayah atau ibu mereka datang dengan wajah marah. Dengan sendirinya, mereka akan bergegas naik. Menyelamatkan diri sebelum bahaya mencengkeram.

”Kalau mendung gelap di arah timur, air jernih membesar, lalu perlahan berubah keruh, nah anak-anak pasti berlarian naik dan bergegas pulang,” tuturnya.

Para bocah penantang bahaya di Jembatan Kuning, Mataram, melompat ke sungai yang penuh batu cadas dan pecahan beling.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News