Bos Selalu Terpojok

Bos Selalu Terpojok
Bos Selalu Terpojok
PASAL satu berbunyi, “bos tak pernah salah.” Pasal dua: “jika bos salah ingat pasal satu.” The king can do no wrong.

Begitulah, karakter pemimpin dictator. Dialah yang menentukan segala kebijakan tanpa perlu mendengar pendapat pihak lain, baik DPR, civil society, para ulama, intelektual dan sebagainya.

Kebijakan diktator hanya demi kepentingan diri dan rezimnya.  Ingatlah Hitler di Jerman dan Mussolini di Itali. Walau mulanya membela kepentingan rakyat, tapi akhirnya Hitler memberlakukan rakyatnya bagai robot.

Orang Minangkabau bilang, “raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.” Soekarno membubarkan Konstituante. Soeharto “memasung“ hak partai politik, sehingga demokrasi menjadi semu.

Berbeda dengan Presiden Gus Dur, Megawati dan SBY bukanlah dictator. Seluruh UU disahkan bersama DPR, termasuk APBN yang menyangkut hajat hidup public. Memang untuk hal operasional, presiden mengeluarkan Inpres dan Keppres.

PASAL satu berbunyi, “bos tak pernah salah.” Pasal dua: “jika bos salah ingat pasal satu.” The king can do no wrong. Begitulah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News