Braveheart

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Braveheart
Para pemain Inggris (putih-putih) tampak frustrasi di daerah pertahanan Skotlandia. Foto: AP

Sejak 1920 Sinn Fein menjadi gerakan politik yang paling keras dalam menuntut pemisahan diri menjadi negara merdeka dari Inggris. Beberapa insiden kekerasan terjadi dan melibatkan para aktivis Sinn Fein.

Insiden kekerasan sudah jarang terdengar sekarang. Namun, gagasan pemisahan diri tidak pernah mati di Skotlandia.

Dua negara itu juga sama-sama mempunyai kegilaan fanatik terhadap sepak bola. Karena itu di setiap laga internasional dua kubu itu selalu menjadi musuh bebuyutan.

Di Euro 2020 kali ini keduanya bergabung dalam satu grup. Pertempuran keras pun tidak terhindari. Derbi Britania ini seharusnya menyajikan persaingan yang ketat. Namun, kali ini tidak ada gol yang tercipta sehingga kedua tim harus berbagi angka.

Inggris lebih diunggulkan karena bermain di kandang. Selain itu, kemenangan 1-0 dalam pertandingan pertama melawan Kroasia membuat Inggris diunggulkan di Grup D.

Kroasia adalah runner up Piala Dunia 2018 dan dihuni pemain-pemain berkualitas dan kenyang pengalaman seperti Luca Modric, Ivan Perisic, dan Mateo Kovacic yang menjadi pemain inti Chelsea ketika menjadi juara Liga Champions tahun ini.

Karena itu ketika Inggris bisa mengalahkan Kroasia pada pertandingan pembuka, harapan pun membuncah.

Selama ini Inggris tidak pernah memenangkan major tournament setelah menjadi juara dunia 1966.

Sundulan kepala John Stones di menit ke-12 membentur tiang gawang Skotlandia. Itu satu-satunya kesempatan bersih Inggris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News