Brigadir Abd Rahim, Polisi Berhati Mulia Itu Menangis

Brigadir Abd Rahim, Polisi Berhati Mulia Itu Menangis
Brigadir Abd Rahim, polisi berhati mulia, menggendong Azka Kai dengan latar kondisi dinding kamar yang hanya terbuat dari mambu. Foto: Istimewa

jpnn.com - Brigadir Abd Rahim, polisi berhati mulia, penasaran dengan suara tangisan bayi yang dia dengar setiap dia melintas di depan rumah seorang warga Desa Botumoputih, Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

Itu adalah suara tangisan bayi perempuan buah cinta pasangan suami isteri, Asura Kai (38) dan Asna Djafar (37). Si bayi, Azka Saleh Kai, memang sedang sakit. Tubuhnya dililit kain agar tidak kedinginan.

Franco Bravo Dengo - TIBAWA

Tangisan bayi itu muncul dari sebuah rumah sangat sederhana di Desa Botumoputih. Rumah tempat tinggal Azka bersama kedua orang tuanya ini, bisa dikata sangat tidak layak.

Dindingnya hanya terbuat dari bambu yang tak dianyam, itu pun mulai dimakan rayap, sehingga bolong dimana-mana. Ketika malam, embusan angin meniup sangat kencang dan menembus dinding bambu. Saat hujan, rembesan air ada dimana-mana.

Begitu pun ketika siang hari, suhu panas sangat menusuk karena atap seng tak ada pembatas plafon. Di rumah dengan kamar berukuran 2x2 meter itu, Asura bersama isterinya merawat Azka.

Tak ada kasur, apalagi perabotan dan peralatan bayi modern. Yang ada hanya ayunan usang yang terbuat dari rotan. Ayunan rotan itu, menjadi penawar ketika Azka rewel.

Tapi pagi itu, Asura dan isterinya benar-benar kehabisan cara untuk membuat Azka tidak menangis. Ia terus meraung karena memang sendang sakit. Orang tuanya paham, sakit Azka karena kedinginan ketika malam.

Brigadir Abd Rahim, polisi berhati mulia, menangis saat melihat kondisi bayi sakit karena kedinginan di rumah berdinding bambu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News