Bu Guru Honorer Ini Selalu Bawa Sangkur, Begini Kisahnya

Bu Guru Honorer Ini Selalu Bawa Sangkur, Begini Kisahnya
Satriani, guru honorer, bersama warga menyusuri jalan setapak menuju Bakka, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Pangkep. Foto: SAKINAH FITRIANTI/FAJAR/JPG

jpnn.com - Satriani, seorang guru honorer, sudah biasa menjumpai ular aneka jenis dan babi hutan saat perjalanan menuju sekolah. Bertahan demi para murid meski honor bulanan tak bisa menutupi biaya transportasi.

SAKINAH FITRIANTI, Pangkep

JALANAN dikelilingi gunung kapur. Bebatuan besar di kiri dan kanan. Di bagian tepi, jurang terjal menganga. Terpeleset sedikit, bisa berujung maut.

Begitulah akses ke SDN 44 Bakka, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Pangkep, Sulawesi Selatan. Medan ekstrem ke kawasan yang terisolasi itu pula yang harus dilalui Satriani, guru di sekolah tersebut.

Setiap hari, selama 10 tahun terakhir, Satriani menyusuri jalan pendakian sepanjang 3 kilometer, lalu jalan turunan sepanjang 4 kilometer. Pergi pulang, total dia harus berjalan kaki sepanjang 14 kilometer.

”Dari rumah, saya harus naik motor dulu sampai ke titik terakhir jalan yang bisa dilalui kendaraan,” urainya kepada Fajar (Jawa Pos Group).

Bu Guru Honorer Ini Selalu Bawa Sangkur, Begini Kisahnya

Satriani mengajar di SDN 44 Bakka, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Pangkep. Foto: SAKINAH FITRIANTI/FAJAR/JPG

Sudah selama satu dekade, Satriani yang merupakan guru honorer, harus mendaki dan melintasi hutan untuk menuju sekolah tempatnya mengajar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News