Bukan Cerita Alexis, ini Sejarah Diskotek Pertama di Jakarta

Bukan Cerita Alexis, ini Sejarah Diskotek Pertama di Jakarta
Ahmad Fahmy Alhady (paling depan), pendiri diskotek pertama di Jakarta. Foto: Dok Wenri Wanhar.

Makanya tak sedikit novel yang mengambil latar Tanamur. Di antaranya Fredy S.

Juga Teguh Esha. Penulis novel Ali Topan Anak Jalanan ini semasa jadi wartawan juga sering ke Tanamur.

Ketika dijumpai JPNN.com, Teguh Esha membenarkannya. Kata dia, di Tanamur banyak informasi awal untuk dijadikan sumber berita.

"Di sana banyak gosip. Mulai dari gosip rakyat jelata hingga gosip pejabat negara. Sebagai wartawan info awal itu tinggal diverifikasi saja kebenarannya," kata Ali Topan.

Malam Pelajar

Minggu malam, biasanya pengunjung Tanamur sepi. Mengisi malam yang sepi itu Ahmad Fahmy Alhady mengemas acara untuk pelajar. 

"Cover charge diganti dengan uang iuran. Tiga ribu dalam satu triwulan. Mendapat keringanan lagi karena dapat dibajar setiap bulan. Makanan dan minuman jang masuk perut mendapat potongan sebesar 300," tulis Tempo, 24 Juli 1971 dalam berita berjudul "Tanamur Student Club".

Lanjutan beritanya, "Djadi kalau dialdjabarkan satu kali masuk berarti kena Rp 250. Sedangkan cover charge biasa adalah Rp 600. Belum diperhitungkan bahwa kadang-kadang dalam satu triwulan djumlah minggunja ada jang sampai 13-14." 

TANAMUR diskotek pertama di Jakarta. Berdiri sejak 12 November 1970. Pemiliknya Ahmad Fahmy Alhady, anak saudagar Arab, juragan tekstil Tanah Abang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News