Bukan Surga untuk Motor

Catatan Kurniawan Muhammad, Johannesburg

Bukan Surga untuk Motor
JARANG - Salah sebuah sepeda motor yang terlihat di jalanan di Afsel. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
DUA pekan sudah saya berada di Afrika Selatan (Afsel). Selama itu, saya telah mengunjungi beberapa kota utama di sana; mulai dari Johannesburg, Pretoria, Durban, hingga Cape Town. Dari beberapa kunjungan tersebut, saya menemukan satu hal yang terjadi di semua kota itu. Yakni, jarangnya motor di jalan-jalan di sana. Baik di pusat kota maupun kawasan pinggiran.

Kalaupun bertemu motor, kebanyakan adalah motor besar dengan mesin di atas 400 cc. Jenis motor bermesin di bawah 200 cc (seperti Honda Beat, Yamaha Mio atau Honda Supra X di Indonesia) tak pernah saya jumpai di jalan-jalan tersebut. Padahal, di jalan-jalan di kota-kota tersebut, tak ada larangan bagi pengendara motor. Lantas, mengapa jarang sekali saya menjumpai pengendara motor?

Itulah yang membuat saya penasaran. Awalnya, saya mengira ada kebijakan tertentu yang dibuat oleh pemerintah setempat sehingga orang sulit membeli motor. Atau, kalaupun boleh membeli motor, kapsitasnya harus cc tertentu. Misalnya, di atas 400 cc.

Setelah saya bertanya kepada beberapa warga, termasuk kepada seorang polisi lalu lintas yang sedang bertugas di jalan, dugaan-dugaan saya itu tidak benar. Tak ada kebijakan yang melarang seseorang mempunyai motor.

DUA pekan sudah saya berada di Afrika Selatan (Afsel). Selama itu, saya telah mengunjungi beberapa kota utama di sana; mulai dari Johannesburg, Pretoria,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News