Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi

Bung Komar: Pasar Rakyat Barometer Peradaban Sosial-Ekonomi
Anggota DPR dari PDI Perjuangan Komarudin Watubun bersama Joko Widodo. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Komarudin Watubun mengatakan, denyut nadi perekonomian sebuah daerah bisa dilihat dari pasar-pasar rakyat atau pasar tradisional.

Hal itu juga sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo saat meresmikan renovasi Pasar Tengah, Pontianak, Kalimantan Barat, 29 Desember 2017 lalu.

Saat ini, pemerintah berusaha merevitalisasi lima ribu pasar rakyat dari 2015 hingga 2019 mendatang.

Pemerintah memprioritaskan pasar rakyat di daerah tertinggal, terluar, dan perbatasan. Selain itu, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada pasar rakyat yang berusia lebih dari 25 tahun.

Anggaran untuk merevitalisasi pasar rakyat dari dana alokasi khusus (DAK) dan tugas pembantuan (TP).

Pada 2015 lalu, dana sebesar Rp 1.362.800.000.000 telah dialokasikan untuk revitalisasi 182 pasar rakyat. Sementara itu, DAK sebesar Rp 1.075.900.000.000 untuk pembangunan 770 pasar rakyat.

Di sisi lain, dana revitalisasi 65 unit pasar rakyat melalui Kementerian Koperasi mencapai Rp 78 miliar.

“Pasar-pasar rakyat sebetulnya bukan melulu indikator denyut nadi perekonomian daerah. Pasar rakyat juga barometer peradaban sosial-ekonomi. Sila kedua Pancasila berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kelima berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Komarudin, Jumat (26/1).

Anggota DPR RI Komarudin Watubun mengatakan, denyut nadi perekonomian sebuah daerah bisa dilihat dari pasar-pasar rakyat atau pasar tradisional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News