Bupati Grobogan Sri Sumarni, Saat Kecil Angon Bebek

Bupati Grobogan Sri Sumarni, Saat Kecil Angon Bebek
Bupati Grobogan Sri Sumarni menyempatkan memasak di sela-sela waktu luangnya. Foto: Sirojul Munir/Radar Kudus/JPNN.com

jpnn.com - Bupati Grobogan Sri Sumarni merupakan sosok perempuan tangguh, pekerja keras hingga berhasil mencapai hal yang diinginkan.

Bupati periode 2016-2021 ini, berasal dari keluarga tak mampu. Perempuan yang akrab dipanggil Mbak Sri ini, anak kelima dari pasangan Sunardi dan Ngasi dari delapan saudara.

Bahkan, perempuan kelahiran Grobogan, 5 September 1960 ini, sudah ditinggal bapaknya sejak masih umur 7 tahun. Ibunya harus menjadi tulang punggung. Dengan berjualan sayuran dan beras keliling kampung di Desa Karangsari, Kecamatan Brati, Grobogan, tempat kelahirannya.

”Saat bapak saya meninggal, ibu mendidik anaknya keras untuk mandiri. Mulai nyuci baju, ambil air, dan mencari kayu untuk masak pernah saya lakukan. Waktu kecil saya juga angon bebek,” kata ibu satu anak dan dua cucu yang tinggal di RT 2/RW 3, Desa Putat, Purwodadi, Grobogan, ini.

Dari didikan disiplin keras itu, perempuan yang mempunyai hobi memasak dan olahraga ini, bertekad berjuang sungguh-sungguh untuk terus belajar. Mulai dari SDN Karangsari 1967-1973 dan SMP Pemda Brati 1974-1977.

BACA JUGA: Hebat, Grobogan Pecahkan Rekor Olah Tempe Terbesar di Dunia!

Saat baru lulus SMP, dia dipaksa orang tua untuk menikah muda. Namun, dia menolak karena ingin terus belajar hingga selesai SMA. Dia pun melanjutkan di SMA Pembangunan Persiapan 1978-1981.

”Karena pendidikan itu penting,” ujar alumnus S1 Universitas Muria Kudus (UMK) 2004-2008 dan S2 Universitas Slamet Riyadi 2009-2011 ini.

Bupati Grobogan Sri Sumarno berasal dari keluarga tidak mampu, pekerja keras, sukses meniti karier politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News