Catatan Sejarah tentang Ibadah Haji Ditiadakan

Catatan Sejarah tentang Ibadah Haji Ditiadakan
Kakbah di Masjidilharam, Makkah yang disterilkan dari kegiatan umrah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Foto: Yasser Bakhsh/REUTERS

968: Penyakit dan Unta Mati
Ibnu Katsir dalam kitab sejarah Al-Bidayah wan Nihayah menulis tentang penyakit yang menjangkiti Makkah pada 968. Kala itu banyak peziarah yang meninggal.

Di samping itu, unta-unta yang membawa para jemaah calon haji menuju Makkah juga mati karena kelangkaan air. Sementara peziarah yang mencapai Makkah tak mampu bertahan menghadapi penyakit.

983: Konflik Kekhalifahan Abbasiyah Vs Fatimiyah
Perseteruan politik juga pernah membuat penyelenggaraan haji ditiadakan selama beberapa tahun. Pada 983 ada konflik antara Kekhalifahan Abassiyah dengan Kekhalifahan Fatimiyah yang bermazhab Syiah Ismailiyah.

Kekhalifahan Abassiyah menguasai Irak dan sebagian Suriah, sedangkan wilayah Khalifahan Fatimiyah membentang di Kawasan Maghribi di Afrika Utara hingga Palestina.

Konflik dua kekhalifahan itu membuat penyelenggaraan haji ditiadakan selama 8 tahun. Kegiatan haji baru kembali dibuka pada 991.

1099: Konflik di Dunia Muslim
Kondisi keamanan pada 1099 di Makkah tidak terjamin seiring kisruh politik dan konflik sektarian. Kurangnya persatuan di antara para Muslim penguasa wilayah Arab mengakibatkan umat Islam khawatir untuk berhaji.

1831: Wabah
Penyelenggaraan haji pernah ditiadakan gara-gara wabah. Pada 1831, wabah dari India masuk ke Makkah dan merenggut jiwa tiga perempat peziarah Tanah Suci.

1837-1858: Serangkaian pandemi
Dalam kurun waktu 1837-1858 ada tiga kali peniadaan ibadah haji. Pada 1837, Makkah kembali dilanda wabah penyakit sehingga haji ditiadakan sampai 1840.

Peniadaan ibadah haji pernah terjadi. Penyebabnya pun beragam, antara lain pemberontakan, konflik politik dan wabah penyakit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News