Cerdas Mencerna Isi Berita Agar Tidak Diadu Domba
“Itu menurut saya yang perlu dibenahi. Jadi, media sosial kita itu kan tidak menunjukkan orang yang sebenarnya. Dia bisa jadi orang munafik ketika dia tidak mau menunjukkan jati dirinya. Menggunakan nama samaran, sehingga apa pun yang dilempar dengan ungkapan-ungkapan di media sosial itu seolah-olah tidak perlu dipertanggungjawabkan,” tutur Siti.
Menurutnya, yang paling krusial dan tidak sadari saat ini seperti menghidupkan lagi Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7).dan program Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4).
“Substansi nilai-nilai sejatinya itu melalui praktik seperti tutur kata, perilaku dan tindakan. Dalam konteks Indonesia saya berulang kali mengatakan bahwa kita butuh suri teladan baik itu pemimpin kita di birokrasi, di politik, di dunia usaha, dan para tokoh yang ditokohkan itu,” ujarnya.
Dia menambahkan, di negara Barat, pelaku perundungan bakal mendapat hukuman berat.
“Kalau ada yang melakukan kesalahan maka akan dihukum. Satu contoh anak yang masih tingkat Toddler itu sudah diajarkan tata krama kepada orang lain. Sedangkan budaya seperti itu di negara kita ini sudah kurang dan hampir hilang, karena tidak ada panutan,” tuturnya..
Dia menambahkan, pemerintah memegang peran penting untuk mengatasi berita hoaks agar persatuan ini tetap terjaga dalam menghadapi tahun politik 2018. (jos/jpnn)
Siti Zuhro mengatakan, masyarakat harus melakukan cek dan ricek terhadap berita yang beredar.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Polisi Diminta Sikat Penyebar Hoaks soal Harga LPG 3 Kg di Kendal
- Memerangi Berita Hoaks di Internet, Mahasiswa Diminta Memperbanyak Konten Positif
- Kenali Hoaks dan Misinformasi, Jangan Ditelan Mentah-Mentah
- Kecerdasan Buatan Makin Canggih, Masyarakat Diminta Waspada
- Usulan Penggunaan Hak Angket DPR Juga Bermanfaat Bagi Kubu Prabowo-Gibran
- Ulama Banten Ajak Masyarakat Jangan Terpecah Belah karena Beda Pilihan