Defisit Bisa Tembus 2,8 Persen
Rabu, 18 April 2012 – 18:00 WIB
JAKARTA - Pemerintah mewaspadai defisit anggaran yang bisa melambung tinggi lebih dari target dalam APBNP sebesar 2,23 persen. Hal ini terjadi akibat gagalnya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Padahal harga minyak terus mengalami peningkatan dan sampai saat ini rata-rata minyak Indonesia mencapai USD119-120 per barrel. Disisi lain ada beberapa belanja pemerintah yang tidak akan direalisasikan yaitu dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi yaitu sebesar Rp 30 trilunan,
"Kalau bulan Juni (rata-rata harga minyak) belum tercapai sesuai pasal 7 ayat 6a pada UU APBNP 2012, maka kita lihat pergerakan harga di bulan Juli. Kalau tidak tercapai juga berarti kita tidak akan menaikan tapi kita harus menjaga fiskal untuk tetap sehat meski defisit pusat bisa capai 2,6 persen dan secara nasional 2,8 persen," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa di Jakarta, Rabu (18/4).
Baca Juga:
Untuk menjaga fiskal tetap sehat pemerintah, sambungnya, akan dilakukan pengendalian penggunaan BBM bersubsidi, optimalisasi penerimaan negara bukan pajak dari minyak dan gas, serta minerla akibat tingginya harga komoditas tersebut.
Baca Juga:
serta beras miskin ke-14 yang tidak akan di cairkan.
JAKARTA - Pemerintah mewaspadai defisit anggaran yang bisa melambung tinggi lebih dari target dalam APBNP sebesar 2,23 persen. Hal ini terjadi akibat
BERITA TERKAIT
- Sambut Hari Kartini & Bumi, Tokopedia Bagi Kisah Inspiratif, Simak
- Produk UMKM Binaan Pertamina jadi Incaran Pemudik Saat Libur Lebaran
- Arus Balik Lebaran, Maskapai Pelita Air Capai OTP 95 Persen
- Smart Finance Maksimalkan Kolaborasi dengan CBI
- Erick Thohir Tegaskan Arahan Kepada BUMN Beli Dolar AS Sesuai Kebutuhan, Bukan Memborong!
- Antisipasi Penguatan USD, BUMN Harus Pasang Kuda-Kuda