Delegasi WHO dan BPOM Tinjau Fasilitas Riset Pengembangan Obat Berbahan Alam Dexa Medica
jpnn.com, JAKARTA - Delegasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) meninjau fasilitas Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS).
Mereka melihat penerapan riset farmasi berbasis biodiversitas Indonesia untuk pengembangan Obat Modern Alami Integratif (OMAI).
"Kami telah melakukan pengembangan obat berbahan alam sejak 2005," kata Director of Business Development and Scientific Affairs PT Dexa Medica, Prof. Raymond Tjandrawinata dalam keterangan resminya, Jumat (17/10).
Bahan baku yang digunakan tidak hanya dari tumbuhan, tetapi juga dari hewan seperti produk Disolf yang dikembangkan dari cacing tanah (Lumbricus rubellus) yang dapat membantu melancarkan sirkulasi darah.
Oleh karenanya, tidak mengherankan jika banyak dokter spesialis saraf dan jantung telah meresepkan produk ini.
"Sebagian besar fitofarmaka diresepkan oleh dokter. Tidak hanya digunakan di Indonesia, tetapi juga diekspor ke beberapa negara ASEAN dan beberapa negara lainnya,” papar Prof. Raymond.
DLBS mengintegrasikan teknologi 4.0 dalam setiap tahapan riset dan pengembangan produk, mulai dari penemuan bahan aktif berbasis Tandem Chemistry Bioassay System (T-CEBS) hingga pemantauan kualitas dari produk setelah diproduksi.
Pengembangan produk OMAI sangat saintifik sehingga dapat dibuktikan secara klinis.
Delegasi WHO dan BPOM meninjau fasilitas riset pengembangan obat berbahan alam Dexa Medica
- Berawal dari Tradisi, Jahe Merah PT Bintang Toedjoe Menuju Industri Herbal Global
- Kolaborasi Kalbe, Kemenkes, dan BPOM Dorong Terapi Regeneratif Stem Cell Aman
- 89 Orang Tewas & 317 Terluka Sejak Gencatan Senjata Gaza 11 Oktober
- WHO Apresiasi Bintang Toedjoe dalam Memajukan Produk Herbal
- BPOM Sebut Semua AMDK Telah Memenuhi Standar Keamanan & Mutu
- Produk Kental Manis Bukan Susu, Jangan Dijadikan Pengganti ASI
JPNN.com




