Demo Ricuh, Tiga Mahasiswa Ditahan

Demo Ricuh, Tiga Mahasiswa Ditahan
Ilustrasi borgol. Foto: AFP

jpnn.com, AMBON - Aksi demo mahasiswa menentang rencana eksekusi lahan 5.527 meter persegi di Desa Batumerah, Kamis (21/2) lalu berlangsung ricuh. Terjadi saling serang antara ratusan pendemo dengan aparat kepolisian ketika polisi berusaha membubarkan massa.

Pada aksi yang dipusatkan di Gong Perdamaian Dunia (GPD) itu, polisi menangkap tiga pendemo dan melakukan pemeriksaan intensif. Mereka yang diamankan masing-masing Livren Ode Fila, Abubakar Mahu, dan Fardan Umasugi.

Demo kemarin merupakan lanjutan aksi serupa yang berlangsung Senin (11/2) pekan lalu. Saat itu pendemo memusatkan aksinya di Negeri Batumerah dan sempat memblokir jalan namun langsung dibuka aparat.

Aksi kemarin sebetulnya berlangsung cukup panas. Selain menyebabkan kemacetan parah, polisi menilai aksi demo tidak sesuai surat pemberitahuan yang diberikan ke pihak kepolisian.

Dalam surat ke polisi, pendemo mengaku akan melakukan aksi di Polda Maluku dan Polres Ambon.

"Anehnya, titik demo mereka di Gong Perdamaian Dunia. Sementara, surat yang masuk ke kami di Polda Maluku dan Polres Ambon tidak sesuai," ungkap Kasubbag Humas Polres Polres P Ambon dan Pp Lease, Ipda Julkisno Kaisupy kepada Ambon Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin.

Aksi pendemo berkaitan dengan objek eksekusi lahan UD Amin yang ada di Kebun Cengkih, Ambon. Lahan seluas 5.527 meter persegi itu akan dieksekusi oleh Pengadilan Negeri (PN) Ambon. Namun, sampai saat ini belum berhasil dieksekusi karena belum adanya jaminan keamanan.

Para pendemo kembali melakukan perlawanan terhadap eksekusi. Saat aksi berlangsung, ditemukan pewarna makanan berwarna merah dari saku celana salah satu peserta aksi, Fardan Umasugi. Pewarna itu sengaja dibawa dengan maksud untuk menyiram badannya pada saat berlangsung aksi.

Pada aksi yang dipusatkan di Gong Perdamaian Dunia (GPD) itu, polisi menangkap tiga pendemo dan melakukan pemeriksaan intensif. Mereka yang diamankan masing-masing Livren Ode Fila, Abubakar Mahu, dan Fardan Umasugi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News